Selasa, 31 Mei 2011

a young love

hay sahabat blogger dimana pun beradaaa..

ngomong masalah CINTA itu gak akan ada abisnyaaaa.!
fikir saja, dimana-mana terdapat banyak istilah tentang CINTA.. diantaranya : Cinta sejati,Cintamonyet,cinta muda atau a young love,dan masih banyak lagiiii.....

Sebenarnyaa cinta itu terbagi atas golongannya masing"..

seperti
**CINTA SEJATI

Cinta yang sejati itu
dinamis dan campuran gado-gado

dari tertawa terpingkal-pingkal
...
mengenai sesuatu yang tidak lucu,
bertengkar hebat karena sebab yang sepele,
cemburu berpotensi talak ke 47 yang tak beralasan,
gemes tanpa sebab, sebel kesumat tanpa alasan,

dan mabuk kangen padahal dia dekat.
Cinta yang sejati itu tidak logis,
tapi menjadikan semuanya serasa masuk akal.

**CINTA MONYET

Ya Tuhan, selama ini cintaku hanya cinta monyet. . .
senyum – senyum sendiri memandang si dia punya potret. . .
tetapi tak lama ia pun ku coret. . .
cinta monyet memang tidak pernah awet. . .

Kini aku memohon kepada-Mu Tuhan. . .
tolong supaya cintaku menjadi dewasa sungguhan
bukan lagi senang – senang berpacaran
melainkan mempertimbangkan teman hidup masa depan

Ukuran bukan lagi wajah yang rupawan atau rayuan yang menawan
melainkan apakah dia punya kepribadian
dan bisa cocok seumur hidup sebagai pasangan

Ternyata belajar memasuki cinta dewasa sungguh susah
harus bisa tidak menang sendiri dan berat sebelah
bukan lari dari. . .melainkan belajar memecahkan masalah
dan mau minta maaf kalau bersalah

Cinta dewasa berarti jujur terhadap dunia nyata
masing-masing menampilkan diri dan tidak pura-pura
menyimak sifat baik dan sifat buruk yang ada
lalu menilai apakah tahan bersama dia seterusnya

Tuhan bimbinglah aku untuk terus belajar melihat ke depan
Ketika yang perlu bukan lagi pacar yang kasmaran
Melainkan dua insan yang setiawan
Berjiwa tanggung jawab pengorbanan dan pengabdian

Cinta dewasa menuntut aku untuk mawas diri
Apakah kualitas kepribadian itu ada pada diri sendiri
Apakah aku mampu memberi diri
Bukan cuman minta di layani melainkan mau melayani

Cinta monyet memang mudah, namun cinta dewasa sungguh susah
Karena itu aku sering merasa gelisah
Tolonglah aku mempercayakan diri dan berpasrah
bahwa Tuhan besertaku bertumbuh ke masa cerah

dampingilah aku bertumbuh ke kedewasaan
matangkan diriku untuk berperilaku kemitraan
tolong aku nanti membuat pilihan
tolong aku agar ada yang membuat aku jadi pilihan

aku belum tahu siapa jodohku untuk berpasangan
tetapi ku percaya bahwa seseorang sudah kau tentukan
namun ia masih sedang Kau siapkan Kau matangkan dan Kau dewasakan

sebab itu pada pengaturanMu kupercayakan diri
engkau punya maksud indah dengan masa depan setiap pribadi
sehingga pergumulan hidup bukan kami hadapi seorang diri
melainkan bersama Engkau, Tuhan teman hidup sejati

**CINTA MUDA or A YOUNG LOVE

cinta muda ato a young love itu,cinta yang tumbuh bersama kedewasaan..
lain halnya dengan cinta monyet, cinta monyet itu kita rasakan disaat kita masih duduk di bangku sekolah TK,SD,SMP bahkan SMA pun masih di bilang cinta monyet.|

kata Pembicara yang bijaksana
cinta muda itu,hanya dirasakan sekali dalam seumur hidup,ato samadengan = SELAMANYA..

itulah bedanyaa,,

makanya untuk itu,mempelajari cinta tidak akan ada abisnya.!
so.. don't be tried with LOVE..
b'coz Love is not be demise ato cinta tidak ada MATInyaaaa

apakah yang menjadi penghalang wanita memakai jlbab.?

kaum muslimah masih banyak yang belum mengenakan jilbab. Banyak alasan yang menjadikan mereka tidak mengenakan JILBAB Alasan tersebut antara lain adalah :

1. Belum Adanya Pengetahuan atas Perintah Jilbab

Alasan ini memang cukup banyak, hal ini disebabkan karena memang belum tahu bahwa perintah atas jilbab adalah suatu kewajiban. Kebanyakan di antara mereka adalah muslimah yang memang belum pernah melihat apalagi mendengar perintah jilbab karena yang bersangkutan belum pernah ikut dalam suatu kajian keagamaan atau membaca ayat-ayat Allah. Mereka hidup di lingkungan yang memang benar-benar awam dan jauh dari nuansa keagamaan, seperti di daerah-daerah terpencil atau bahkan di lingkungan kumuhdaerah hitam di kota-kota besar.

Untuk itu adalah kewajiban kita semua untuk dapat menyampaikan kepada mereka. Sungguh suatu kesalahan kita semua apabila ada saudara kita dalam suatu “kebutaan” atas perintah Tuhannya.

2. Penolakan Berdasarkan Tafsir Pribadi

Inilah golongan yang telah mendengar tapi menolaknya, “sami’na wa ashaynaa”. Golongan ini banyak di antara mereka yang sebenarnya adalah orang yang cerdas dan alim dalam pengetahuan agamanya, tetapi ia menolak mentah-mentah perintah Allah.

Di antara mereka menafsirkan perintah jilbab hanya untuk istri & anak nabi beserta sahabat, sebagaimana mereka tafsirkan di QS. Al-Ahzab ayat 59. “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mu’min : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”

Orang mukmin diartikan orang yang beriman pada zaman Rasulullah yaitu para sahabat, karena turunnya ayat waktu itu adalah di lingkungan para sahabat, sehingga tidak ada kewajiban buat mereka untuk mengikuti perintah Allah di ayat tersebut. Ayat tersebut mereka tafsirkan sudah mansukh atau sudah dihapuskan karena perintah itu bersifat hanya pada waktu itu saja yaitu ketika Jibril turun akan memberikan wahyu sementara Siti Aisyah, istri nabi, dalam keadaaan tidak berjilbab, lalu Jibril tidak jadi menyampaikan wahyu Allah dan mewahyukan terlebih dahulu kepada nabi perintah untuk berjilbab. Selain hal tersebut alasan lain adalah perintah tersebut seperti orang menyuruh makan/minum kepada seorang tamu yang hanya disampaikan dari tuan rumah sesaat itu saja, selanjutnya tidak lagi.

Sungguh, orang-orang seperti ini dalam kesesatan tafsir yang luar biasa. Bahkan ada seorang cendekiawan muslim yang berijtihad “menolak” perintah tersebut. Sampai-sampai istri dari cendekiawan tersebut dilarang untuk memakai jilbab. Mudah-mudahan Allah mengampuninya, wallaahu a’lam.

3. Adanya Kendala dengan Lingkungan Sekitarnya

Kondisi lingkungan memang sangat berperan dalam kehidupan kita. Baik buruk lingkungan secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kondisi kita. Banyak kendala yang dihadapi oleh muslimah yang belum mengenakan jilbab yang disebabkan oleh lingkungan.

Biasanya lingkungan di tempat kerjanya/sekolah tidak memperbolehkan untuk dirinya berjilbab. Sebenarnya hal ini paling sering terjadi di kalangan pekerja muslimah. Perusahaan biasanya mempunyai dress code yang melarang penggunaan jilbab dengan alasan tidak praktis, tidak sesuai dengan kondisi di lapangan, tidak ingin perusahaannya di cap sebagai perusahaan dengan golongan agama tertentu, tidak fashionable/suitable dengan lingkungan kerja, di luar “kewajaran” dan alasan-alasan lainnya. Untuk masalah ini, baik di dalam maupun di luar negeri telah banyak ditangani pengadilan dan kebanyakan diantaranya dimenangkan oleh pihak muslimah yang ingin berjilbab.

Bisa juga terjadi muslimah tersebut ingin berjilbab atau tahu akan perintah jilbab tetapi jarang berkumpul di majelis ilmu, sehingga ketahuan dan keinginan berjilbab tersebut lama kelamaan terkikis karena yang bersangkutan lebih banyak bergaul di lingkungan yang kurang atau jarang berkumpul dalam majelis ilmu.

4. Adanya Kendala di dalam Dirinya

Kendala lain kenapa muslimah belum mengenakan jilbab adalah belum adanya kemantapan di dalam dirinya. Padahal semua orang sebelum memutuskan melakukan sesuatu pasti akan ragu-ragu dan mengkhayal hal-hal yang buruk atau berandai-andai sehingga niat yang awalnya ada lama kelamaan terkikis habis, ini adalah salah satu bisikan syetan sehingga seorang manusia penuh dalam keragu-raguan.

^Kendala di dalam diri muslimah belum mengenakan jilbab biasanya adalah disebabkan karena:

-> Membanding-bandingkan atau mengambil contoh yang salah seperti; si anu dan si anu pakai jilbab tapi tingkah lakunya kok masih jelek seperti itu. Kesalahan dalam mengambil contoh ini dapat berakibat mengurangi motivasi diri dalam mengenakan jilbab. Hal ini dapat diatasi dengan cara antara lain adalah ;

  • Mulailah berpikir positif, hindari rasa buruk sangka.
  • Ambil pelajaran dan teladani orang-orang shaleh.
  • Bergaul dengan orang yang lebih paham dalam masalah agama.
  • Sering-sering membaca Al-Qur’an dan buku-buku agama.
  • Tidak menolak atas kecenderungan memakai jilbab, arahkan kecenderungan memakai jilbab ini sebagaimana ada di dalam hati dan jangan menghindari kecenderungan ingin mengenakan jilbab.
  • Tetapkan hati, mulailah dari hal-hal yang ringan, seperti mengenakan pakaian yang dianggap lazim dalam batas kesopanan.

Jadi, sudah sebuah sunnatullah kalau iman itu kadang bertambah dan kadang berkurang, “al imaanu yazidu wa yanqusu”. Namun demikian untuk mencapai iman yang sempurna dicapai dengan bertahap. Untuk perkara jilbab apa perlunya kita menunggu sampai kita dibilang “sempurna dalam ibadah”.